halo para reader yang setia membaca!
moga-moga ilmu ini bermanfaat..

Sunday 13 January 2013

Teori Kekuasaan

 Paham Machiavelli (Abad XVII)    
 Dalam bukunya “The Prince” Machiavelli mengidentikkan kehidupan politik sama dengan kehidupan binatang buas. Beliau menyimpulkan, untuk membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah Negara dapat berdiri dengan kokoh, maka perlu menerapkan dalil-dalil berikut:
Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan
Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et impera) adalah sah
Dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang

Semasa Machiavelli masih hidup, buku ini dilarang beredar oleh Sri Paus, karena

dianggap tidak bermoral, tetapi buku tersebut sangat dicari dan dipelajari setelah Machiavelli meninggal.
 Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad XVIII)
        Napoleon adalah seorang penganut teori Machiavelli yang fanatic. Tetapi dia berpandangan, bahwa pada masa depan perang akan berlangsung total, mengerahkan semua daya dan upaya serta kekuatan nasional. Dia berpendapat bahwa kekuatan politik

harus didampingi oleh kekuatan logistic dan ekonomi nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi soisal budaya dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan dasar pemikiran seperti ini Napoleon menyerang dan menduduki Negara-negara sekitar Francis, hingga ahirnya balatentaranya dipukul mundur oleh Rusia da dirinya sendiri dibuang ke pulau Elba.

  Paham Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)
      Dalam bukunya yang berjudul Vom Kriege (Tentara Perang), Clausewitz berpendapat bahwa “Perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara yang lain”  Sehingga bagi Clausewitz, perang adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan suatu bangsa.
Clausewitz adalah seorang tentara Francis pada era Napoleon Bonaparte yang dikucilkan oleh negaranya, dan kemudian bergabung dengan Rusia. Setelah Francis dikalahkan oleh Rusia, Clausewitz diangkat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Komando Rusia. Pada saat itulah beliau menulis Vom Kriege.

  Paham Feuerbach dan Hegel
      Paham Feuerbach adalah paham materialisme sedangkan Hegel membawa teori sintesis. Kedua paham ini sama-sama beranjak dari pemikiran bahwa ukuran keberhasilan suatu Negara adalah seberapa besar surplus ekonominya. Paham Feuerbach kemudian berkembang menjadi aliran Kapitalisme dan teori Hegel kemudian berkembang menjadi paham Komunisme. Kedua paham ini kemudian menimbulkan pandangan baru di dunia Barat, yaitu kolonialisme dan ekspansionisme. Paham inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru, disusul Magellan dan lain-lain. Paha mini juga yang mendorong Belanda, Spanyol, Inggris, Francis dan Portugal melakukan ekspansi perdagangan, diantaranya adalah menjajah Negara-negara Afrika dan Asia termasuk Indonesia.
  
Paham Lenin (Abad XIX)  
     Lenin memodifikasi sedikit pandangan Clausewitz, dimana dia beranggapan “Perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan” . Bagi Lenin, perang atau pertumpahan darah atau revolusi adalah sah dalam rangka mengkomuniskan seluruh bangsa-bangsa di dunia. Pemikiran inilah yang melandasi RRC dan Uni Soviet untuk berlomba-lomba mengekspor ideologi komunis ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia komunisme gagal melalui G30S/PKI. Dan ahirnya Uni Soviet sendiri runtuh dan patung Lenin dirobohkan.
  
Paham Lucian W. Pye dan Sydney
     W. Pye dan Sydney berpandangan bahwa kemantapan suatu system politik dapat dicapai apabila system tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian maka eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi objektif, tetapi juga subjektif dan psikologis.