INTRODUCTION
Dalam
sistem hubungan internasional , terdapat urusan – urusan negara yang mungkin
belum bisa terselesaikan sama sekali oleh banyak perspektif hubungan
internasional. setiap perspektif tersebut memiliki kelebihan pada keadaan
tertentu tetapi juga memiliki kekurangan masing – masing pada keadaan tertentu.
misal seperti neorealis yang menyarankan self help pada negara dengan
memperkuat powernya masing – masing untuk menciptakan kedamaian yang bertujuan
agar negara – negara lain tidak akan berani memulai penyerangan ke negara
lainnya, tetapi pikiran neorealis ini pun dianggap terlalu ideal karena jelas
tidak mungkin hanya dengan melakukan seperti itu saja sudah aman. demikian juga
neoliberal yang menyarankan bekerjasama antar negara, jadi negara setidaknya
memiliki suatu kemampuan, yang mana hal ini bisa dijadikan interest-nya negara
lain untuk kemudian bekerjasama dengan negara tersebut. dengan keadaan
demikian, akan memunculkan kehati – hatian negara dalam hubungan internasional karena
negara tersebut membutuhkan sesuatu dari negara lainnya. tetapi hal ini juga
dikritik oleh beberapa tokoh yang mengatakan bahwa pikiran liberalis ini
bersifat semi utopis terbukti masih terjadinya agresi negara ke negara lain dan
sebagainya serta demikian juga perspektif lainnya.
Salah
satu konflik antarnegara yang hingga sekarang belum usai adalah konflik india
dan pakistan. Negara india dan negara pakistan adalah kesatuan negara yang
dijajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 15 agustus 1947. Masalah timbul
dikarenakan adanya masalah internal (ras,suku dan agama) yang kemudian oleh
pemerintahan india menyarankan kepada para penguasa kashmir saat itu untuk
membentuk negara sendiri dan terbentuklah pakistan. tetapi masih terdapat
masalah terkait kedaulatan, tentang kewilayahan kashmir sehingga terjadinya
perebutan wilayah antara pakistan dan india. kashmir merupakan daerah yang penting
bagi kedua negara tersebut karena dulunya ketika kedua negara masih menjadi
satu kesatuan, wilayah kashmir merupakan tempat sumber mata air bagi negara
tersebut jadi ketika negara india terbagi menjadi dua negara maka antara negara
pakistan dan india saling adu untuk memperebutkan wilayah tersebut.
Sampai saat ini kedua negara
tersebut berkonflik hingga belum menemukan jalan keluarnya. ditambah lagi, para
penduduk kashmir masih terbagi menjadi dua kelompok yang mana kelompok ini ada
yang berpihak ke negara india dan ada juga berpihak ke negara pakistan. hal ini
mengakibatkan turunnya kedua negara untuk menggunakan cara – cara politik
seperti mempengaruhi atau mungkin dengan ancaman berupa pendirian pos – pos
militer di wilayah kashmir.
Yang akan saya bahas dalam masalah
ini adalah mengapa india tidak merebut secara paksa padahal india jauh lebih
kuat powernya dari pakistan ?
Untuk
menjelaskan masalah ini saya menggunakan perspektif neorealis dengan konsep
deterrence, estimating power, security dilemma, national interest hard to
define, balance of power, ekspansi, self help, reciprocity serta mackinder’s
heartland theory.
KERANGKA ANALISA
power suatu negara. hal ini terdapat kelebihan dan
kekurangan, kelebihannya daerah geografi kekuasaannya menjadi lebih luas tetapi
hal ini membutuhkan suplai makanan, obat dan senjata untuk melihat dan
menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan internasional maka diperlukan suatu
‘alat’ untuk mempermudah melakukan hal tersebut. alat itu adalah perspektif.
salah satu perspektif yang ada adalah perspektif neorealis.
perspektif ini muncul sebagai respon dari perspektif
liberal yang lebih dulu muncul dalam menjelaskan hubungan internasional tetapi
karena terdapat kekurangan yang ada pada perspektif liberal maka muncullah
perspektif realis yang kemudian berkembang menjadi perspektif neorealis. jadi
ini menjelaskan mengapa perspektif ini terlihat lebih kasar dari perspektif
liberal yang terlihat lebih lunak karena perspektif neorealis menekankan hard
power (militer) suatu negara sedangkan perspektif liberal menekankan kerjasama
dengan memunculkan interdependence pada suatu negara.
konflik india dan pakistan akan saya bahas dengan
pandangan neorealis yang menganggap sistem internasional adalah anarkhi yang
maksudnya semua negara saling berperilaku untuk memperjuangkan kekuasaannya
masing – masing dengan cara survival.
menurut neorealis, bahwa konflik akan terjadi dan
tidak bisa dihindari dan oleh karena itu dibutuhkan control kekuasaan negara
masing – masing untuk menjadi lebih kuasa lagi agar setidaknya negara lain
berpikir banyak kali ketika akan melakukan agresi ke negara tersebut. penekanan
power terletak pada salah satu bentuk hard power negara, yaitu militer. cara
ini biasanya dimulai dengan peningkatan ekonominya melalui berdagang yang
kemudian hasil ekonomi diubah menjadi bentuk lain, seperti uang dibelikan
senjata untuk pertahanan negaranya dan lain – lain, hal ini disebut power capabilities. selain itu terdapat
juga deterence yaitu menggunakan
ancaman untuk mendapatkan negative action; estimating
power yang mana mengantisipasi kekuatan lawan seperti jarak serang, hulu
ledak dan juga biasanya GDP, tetapi GDP tidak menjamin akan memenangkan
peperangan karena masih dibutuhkan elemen yang lain; security dilemma, perilaku negara yang selalu memperjuangkan
kekuasaan dengan memperkuat diri, akan mempengaruhi negara lain untuk
memperkuat diri juga agar tetap aman; national
interest hard to define, tujuan politik bangsanya yang samar untuk ditelaah
apakah ini kepentingan masyarakatnya atau kepentingan pemimpinnya; balance of power, pentingnya hal ini
untuk menciptakan keadaan dunia yang lebih damai, hal ini biasanya dilakukan
dengan security dilemma; ekspansi atau
perluasan, pentingnya hal ini untuk meraih kekuasaan yang lebih besar
secara geopolitik yang dikuasainya. jika pada zaman dahulu, banyak kerajaan
menaklukkan wilayah lain untuk ekspansi maka sekarang biasanya dengan
mendirikan pos – pos militer, peletakan pasukan di daerah tertentu atau bisa
juga dengan kerjasama dengan negara lain dari segi militer sehingga dapat
memperbesar wilayah kekuasaan dengan secara kontinyu sehingga hal ini dapat
juga mengurangi power negara dari pihak lawan; self help, neorealis menyarankan untuk survival pada dirinya
sendiri jika ingin dapat berkuasa dan bertahan dalam sistem internasional yang
anarkhi; reciprocity, tindakan
saling respon pada negara – negara yang terlibat, dengan merespon akan dapat
diketahui apakah ada kepentingan atau tidak pada masalah ini; mackinder’s heartland theory dalam
artikel yang berjudul “ The Heartland Theory and the Present-Day Geopolitical Structure
of Central Eurasia” dari (http://www.silkroadstudies.org/new/docs/publications/1006Rethinking-4.pdf,
pada pukul 21.00, rabu 10 agustus 2011), ‘siapa yang menguasai pivotasea/ eropa
timur bagian tengah, maka modal yang bagus untuk memperluas wilayahnya.’ hal
ini merupakan dukungan bagi konsep ekspansi.
pada dasarnya perspektif yang saya
gunakan ini berdasarkan sejarah perang pada tulisan thucydides yang berjudul
peloponnesians war (sumber: buku thucydides 1988, the peloponnesian war),
perang ini merupakan perang yang menjelaskan tentang keanarkhian bangsa –
bangsa yunani pada zaman dulu yang mana yang kuat berkuasa dan yang lemah hanya bisa menerima. sejarah ini juga
dasar dari pemikiran neorealis yang menyarankan self help untuk survival dan
struggle of power. oleh karena itu, dalam analisa ini akan saya fokuskan pada
perilaku negara – negara yang terlibat dalam melakukan tindakan struggle of
power untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya.
PEMBAHASAN
konflik india dan pakistan bermula
dari negara india yang merdeka dari bangsa inggris pada tanggal 15 agustus
1947, dengan pemerintahan yang baru setelah bentuk pemerintahan inggris dan
mengakibatkan pergolakan bangsa dari dalam. negara india yang kala itu
merupakan negara multi agama, terjadinya perbedaan kepentingan dari
masyarakatnya sehingga terjadinya kerusuhan akan masalah internal. hingga pada
suatu saat pemerintahan india memberikan tawaran kepada pihak yang terlibat
untuk membentuk pemerintahan sendiri menjadikan negara india terbagi menjadi
dua negara, yaitu negara india dan negara pakistan.
solusi ini tidak sepenuhnya efektif,
masih terdapat masalah terkait kedaulatan negara – negara tersebut yaitu
tentang akan dibawa ke wilayah mana daerah kashmir yang terletak diantara
negara pakistan dan negara india. kashmir menjadi pusat konflik dikarenakan
kashmir ini merupakan satu – satunya wilayah sumber daya air bagi kedua negara
yang terlibat. untuk mendapatkan power yang diinginkan oleh kedua negara
tersebut maka negara india dan negara pakistan melakukan serangkaian tindakan.
dari masalah pemecahan negara hingga
perebutan wilayah kashmir, menurut saya ini merupakan kepentingan dari
masyarakatnya masing – masing sedangkan para pemimpinnya hanya sebagai wakil
dari pemerintahannya untuk meraih tujuannya tersebut. karena hal ini adalah
perebutan sumber daya air yang merupakan kebutuhan pokok. kemudian sumber untuk
mengetahui bahwa negara tetangganya memiliki kepentingan pada wilayah kashmir
adalah dengan melakukan tindakan tertentu ke wilayah kashmir dari negara yang
terlibat untuk memancing respon, jadi jika ada respon maka negara perespon
tersebut dapat dikatakan berkepentingan pada wilayah tersebut (reciprocity).
kedua negara memperlihatkan power
yang cukup besar hingga kedua negara ini menjadi pusat pembicaraan ketika akan
membahas tentang masyarakat budaya politik asia selatan. salah satu yang
dilakukan negara india adalah dengan meningkatkan ekonominya dengan berdagang,
dari ekonomi yang didapatkan dan sumber daya uranium yang ada, maka negara
india menciptakan senjata nuklir untuk security negaranya serta beraliansi
dengan AS yang mana merupakan negara hegemon, seperti pada tahun 2001 tentang
perbaikan hubungan kerjasama bilateral AS – india. sebenarnya tindakan ini
bertujuan untuk melakukan ancaman kepada negara rivalnya secara tidak langsung (deterrence).
akibat dari tindakan ini mengakibatkan security dilemma pada pakistan dengan
melakukan hal yang sama.
selain itu kedua negara saling
melakukan taktik dalam konfliknya. seperti tindakan ekspansi, masing – masing
dari negara tersebut melakukan perluasan dengan cara mendirikan dan meletakkan
pos – pos militer di wilayah kashmir dengan alasan bahwa maksud dari tindakan
tersebut untuk menjaga daerah kashmir jikalau terdapat ‘kecurangan’ dari negara
rival. oleh karena itu, terdapat istilah kashmir india dan kashmir pakistan
yang mana maksudnya kashmir yang sebagian ikut india dengan penjagaan di
kashmir oleh militer india dan sebaliknya.
hal ini juga diperkuat dengan mackinder’s heartland
theory dalam artikel “The Heartland Theory and the Present-Day Geopolitical
Structure of Central Eurasia” dari (http://www.silkroadstudies.org/new/docs/publications/1006Rethinking-4.pdf,
pada pukul 21.00, rabu 10 agustus 2011) yang menyebutkan bahwa ‘siapa yang
menguasai pivotasea/ eropa timur bagian tengah, maka modal yang bagus untuk
memperluas wilayahnya.’ jadi disini yang dimaksud dengan eropa timur bagian
tengah adalah daerah core atau wilayah kashmir, dengan menguasai daerah tersebut
maka negara yang menguasai tersebut akan memudahkan untuk memperkuat diri
karena keadaan tersebut mendukung tindakan struggle of power yang dilakukan
oleh negara.
jadi dapat dijabarkan kekuasaan negara – negara yang
terlibat. negara india dengan luas wilayah yang lebih besar dari wilayah negara
pakistan, yaitu 3.1 million sq km untuk india dan 796,095 sq
km untuk pakistan; populasi india 1.2 billion (UN, 2010) dan populasi pakistan 184.7
million (UN, 2010) dan negara india dan pakistan sama – sama memiliki potensi
nuklir. Lantas mengapa negara india tidak menggunakan force secara langsung
dalam konflik ini?
seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa neorealis menyarankan selfhelp
jika ingin bertahan dengan cara meningkatkan powernya masing – masing. sehingga
negara akan saling berlomba memperkuat diri, jadi negara yang akan melakukan
tindakan agresi ke negara lain akan berpikir banyak kali sebelum melakukannya.
hal ini akan mengakibatkan pencegahan konflik yang lebih berlanjut lagi. jika
terdapat negara satu yang menyerang negara lainnya maka dapat dipastikan kedua
negara yang konflik akan sama – sama mengalami kerugian yang dikarenakan sama –
sama kuat. hal ini yang mendasari tingkah laku negara india yang hanya sebatas
fokus pada peningkatan powernya tetapi tidak untuk menyerang. perang yang
terjadi antara india dan pakistan hanyalah bentuk pembelaan dari negara yang
terserang, itu saja yang diserang bukan negara rivalnya melainkan wilayah
konflik yang menjadi target. seperti dalam tiga perang dari empat perang yang
terjadi, yaitu perang india – pakistan 1947, perang india – pakistan 1965 dan
perang india – pakistan 1999. (sumber: http://pensa-sb.info/wp-content/uploads/2011/01/LATAR-BELAKANG-PROSES-DARI-KONFLIK.pdf, pada pukul
22.10, rabu 10 agustus 2011).
KESIMPULAN
konflik
india dan pakistan menjelaskan tentang pemikiran – pemikiran dari neorealis.
negara india dan pakistan saling melakukan tindakan memperkuat diri sebagai
gambaran dari selhelp dengan cara struggle of power. entah itu meningkat
militernya saja atau dengan melakukan ekspansi untuk perluasan geopolitiknya.
dari potensi – potensi yang dimiliki oleh negara – negara tersebut, terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara negara india dan negara pakistan. negara india
yang memiliki keunggulan wilayah dan jumlah populasi yang lebih tinggi dari
negara pakistan, ternyata bukan merupakan suatu ukuran penjaminan bahwa negara
yang lebih besar akan memenangkan peperangan. karena dengan keadaan geografi
yang lebih sempit dan lebih luas, tetap masih memiliki kekurangan masing –
masing. keadaan geografi yang besar dengan populasi yang besar sebagai contohnya,
akan menimbulkan masalah baru bagi negara yang mana sebagai konsekuensi.
seperti dalam buku ‘hubungan internasional perspektif dan tema’ oleh jill
steans dan lloyd pettiford, hal.64, bahwa orang adalah mulut yang harus diberi
makan dan otak untuk dididik hingga menempatkan beban yang terlalu berat bagi
sumber daya alam.
sebenarnya pemikiran neorealis yang selfhelp ini,
dalam hubungan internasional bukan untuk menciptakan perdamaian melainkan untuk
keamanan suatu negara dan kelangsungan hidup negara. india dan pakistan yang
saling berkonflik hingga sekarang masih tetap keadaannya, selama ini mereka
hanya meningkatkan powernya agar bisa bertahan dan menjaga dirinya dari ancaman
negara – negara lain. bahkan jika perlu kedua negara ini rela melakukan yang namanya
perang hanya untuk survival. sebagai contoh india dan pakistan yang berperang
dalam memperebutkan wilayah kashmir, sebenarnya mereka berperang bukan untuk
menuju perdamaian melainkan hanya ‘membela’ apa yang seharusnya menurutnya itu
miliknya, jadi hanya untuk menjaga kedaulatannya saja.
pemikiran dari neorealis ini akan menyebabkan
timbulnya ketakutan pada suatu pihak atau negara untuk menyerang negara lain
dikarenakan masing – masing negara sama – sama kuat. sebagai contoh mengapa
india dengan keadaan power yang lebih kuat, tidak menyerang pakistan secara
langsung? karena kedua negara tersebut memiliki potensi nuklir jadi dapat
dibayangkan jika negara india menyerang negara pakistan, tentu akan terjadi
yang namanya perang nuklir yang jelas merugikan kedua belah pihak.
REFERENSI
THUCYDIDES(1988), THE
PELOPONNESIAN WAR, NEWYORK: NORTON
STEANS, JILL & PETTIFORD, LLOYD, HUBUNGAN
INTERNASIONAL:PERSPEKTIF DAN TEMA,YOGYAKARTA: PUSTAKA BELAJAR
No comments:
Post a Comment