halo para reader yang setia membaca!
moga-moga ilmu ini bermanfaat..

Saturday 30 June 2012

Pembahasan Masalah India - Pakistan dengan Teori Hubungan Internasional 1



INTRODUCTION

Dalam sistem hubungan internasional , terdapat urusan – urusan negara yang mungkin belum bisa terselesaikan sama sekali oleh banyak perspektif hubungan internasional. setiap perspektif tersebut memiliki kelebihan pada keadaan tertentu tetapi juga memiliki kekurangan masing – masing pada keadaan tertentu. misal seperti neorealis yang menyarankan self help pada negara dengan memperkuat powernya masing – masing untuk menciptakan kedamaian yang bertujuan agar negara – negara lain tidak akan berani memulai penyerangan ke negara lainnya, tetapi pikiran neorealis ini pun dianggap terlalu ideal karena jelas tidak mungkin hanya dengan melakukan seperti itu saja sudah aman. demikian juga neoliberal yang menyarankan bekerjasama antar negara, jadi negara setidaknya memiliki suatu kemampuan, yang mana hal ini bisa dijadikan interest-nya negara lain untuk kemudian bekerjasama dengan negara tersebut. dengan keadaan demikian, akan memunculkan kehati – hatian negara dalam hubungan internasional karena negara tersebut membutuhkan sesuatu dari negara lainnya. tetapi hal ini juga dikritik oleh beberapa tokoh yang mengatakan bahwa pikiran liberalis ini bersifat semi utopis terbukti masih terjadinya agresi negara ke negara lain dan sebagainya serta demikian juga perspektif lainnya.
Salah satu konflik antarnegara yang hingga sekarang belum usai adalah konflik india dan pakistan. Negara india dan negara pakistan adalah kesatuan negara yang dijajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 15 agustus 1947. Masalah timbul dikarenakan adanya masalah internal (ras,suku dan agama) yang kemudian oleh pemerintahan india menyarankan kepada para penguasa kashmir saat itu untuk membentuk negara sendiri dan terbentuklah pakistan. tetapi masih terdapat masalah terkait kedaulatan, tentang kewilayahan kashmir sehingga terjadinya perebutan wilayah antara pakistan dan india. kashmir merupakan daerah yang penting bagi kedua negara tersebut karena dulunya ketika kedua negara masih menjadi satu kesatuan, wilayah kashmir merupakan tempat sumber mata air bagi negara tersebut jadi ketika negara india terbagi menjadi dua negara maka antara negara pakistan dan india saling adu untuk memperebutkan wilayah tersebut.
            Sampai saat ini kedua negara tersebut berkonflik hingga belum menemukan jalan keluarnya. ditambah lagi, para penduduk kashmir masih terbagi menjadi dua kelompok yang mana kelompok ini ada yang berpihak ke negara india dan ada juga berpihak ke negara pakistan. hal ini mengakibatkan turunnya kedua negara untuk menggunakan cara – cara politik seperti mempengaruhi atau mungkin dengan ancaman berupa pendirian pos – pos militer di wilayah kashmir.
            Yang akan saya bahas dalam masalah ini adalah mengapa india tidak merebut secara paksa padahal india jauh lebih kuat powernya dari pakistan ?  
Untuk menjelaskan masalah ini saya menggunakan perspektif neorealis dengan konsep deterrence, estimating power, security dilemma, national interest hard to define, balance of power, ekspansi, self help, reciprocity serta mackinder’s heartland theory.

KERANGKA ANALISA

power suatu negara. hal ini terdapat kelebihan dan kekurangan, kelebihannya daerah geografi kekuasaannya menjadi lebih luas tetapi hal ini membutuhkan suplai makanan, obat dan senjata untuk melihat dan menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan internasional maka diperlukan suatu ‘alat’ untuk mempermudah melakukan hal tersebut. alat itu adalah perspektif. salah satu perspektif yang ada adalah perspektif neorealis.
perspektif ini muncul sebagai respon dari perspektif liberal yang lebih dulu muncul dalam menjelaskan hubungan internasional tetapi karena terdapat kekurangan yang ada pada perspektif liberal maka muncullah perspektif realis yang kemudian berkembang menjadi perspektif neorealis. jadi ini menjelaskan mengapa perspektif ini terlihat lebih kasar dari perspektif liberal yang terlihat lebih lunak karena perspektif neorealis menekankan hard power (militer) suatu negara sedangkan perspektif liberal menekankan kerjasama dengan memunculkan interdependence pada suatu negara.
konflik india dan pakistan akan saya bahas dengan pandangan neorealis yang menganggap sistem internasional adalah anarkhi yang maksudnya semua negara saling berperilaku untuk memperjuangkan kekuasaannya masing – masing dengan cara survival.
menurut neorealis, bahwa konflik akan terjadi dan tidak bisa dihindari dan oleh karena itu dibutuhkan control kekuasaan negara masing – masing untuk menjadi lebih kuasa lagi agar setidaknya negara lain berpikir banyak kali ketika akan melakukan agresi ke negara tersebut. penekanan power terletak pada salah satu bentuk hard power negara, yaitu militer. cara ini biasanya dimulai dengan peningkatan ekonominya melalui berdagang yang kemudian hasil ekonomi diubah menjadi bentuk lain, seperti uang dibelikan senjata untuk pertahanan negaranya dan lain – lain, hal ini disebut power capabilities. selain itu terdapat juga deterence yaitu menggunakan ancaman untuk mendapatkan negative action; estimating power yang mana mengantisipasi kekuatan lawan seperti jarak serang, hulu ledak dan juga biasanya GDP, tetapi GDP tidak menjamin akan memenangkan peperangan karena masih dibutuhkan elemen yang lain; security dilemma, perilaku negara yang selalu memperjuangkan kekuasaan dengan memperkuat diri, akan mempengaruhi negara lain untuk memperkuat diri juga agar tetap aman; national interest hard to define, tujuan politik bangsanya yang samar untuk ditelaah apakah ini kepentingan masyarakatnya atau kepentingan pemimpinnya; balance of power, pentingnya hal ini untuk menciptakan keadaan dunia yang lebih damai, hal ini biasanya dilakukan dengan security dilemma; ekspansi atau perluasan, pentingnya hal ini untuk meraih kekuasaan yang lebih besar secara geopolitik yang dikuasainya. jika pada zaman dahulu, banyak kerajaan menaklukkan wilayah lain untuk ekspansi maka sekarang biasanya dengan mendirikan pos – pos militer, peletakan pasukan di daerah tertentu atau bisa juga dengan kerjasama dengan negara lain dari segi militer sehingga dapat memperbesar wilayah kekuasaan dengan secara kontinyu sehingga hal ini dapat juga mengurangi power negara dari pihak lawan; self help, neorealis menyarankan untuk survival pada dirinya sendiri jika ingin dapat berkuasa dan bertahan dalam sistem internasional yang anarkhi; reciprocity, tindakan saling respon pada negara – negara yang terlibat, dengan merespon akan dapat diketahui apakah ada kepentingan atau tidak pada masalah ini; mackinder’s heartland theory dalam artikel yang berjudul “ The Heartland Theory and the Present-Day Geopolitical Structure of Central Eurasia” dari (http://www.silkroadstudies.org/new/docs/publications/1006Rethinking-4.pdf, pada pukul 21.00, rabu 10 agustus 2011), ‘siapa yang menguasai pivotasea/ eropa timur bagian tengah, maka modal yang bagus untuk memperluas wilayahnya.’ hal ini merupakan dukungan bagi konsep ekspansi.

            pada dasarnya perspektif yang saya gunakan ini berdasarkan sejarah perang pada tulisan thucydides yang berjudul peloponnesians war (sumber: buku thucydides 1988, the peloponnesian war), perang ini merupakan perang yang menjelaskan tentang keanarkhian bangsa – bangsa yunani pada zaman dulu yang mana yang kuat berkuasa dan yang  lemah hanya bisa menerima. sejarah ini juga dasar dari pemikiran neorealis yang menyarankan self help untuk survival dan struggle of power. oleh karena itu, dalam analisa ini akan saya fokuskan pada perilaku negara – negara yang terlibat dalam melakukan tindakan struggle of power untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya.

PEMBAHASAN
            konflik india dan pakistan bermula dari negara india yang merdeka dari bangsa inggris pada tanggal 15 agustus 1947, dengan pemerintahan yang baru setelah bentuk pemerintahan inggris dan mengakibatkan pergolakan bangsa dari dalam. negara india yang kala itu merupakan negara multi agama, terjadinya perbedaan kepentingan dari masyarakatnya sehingga terjadinya kerusuhan akan masalah internal. hingga pada suatu saat pemerintahan india memberikan tawaran kepada pihak yang terlibat untuk membentuk pemerintahan sendiri menjadikan negara india terbagi menjadi dua negara, yaitu negara india dan negara pakistan.
            solusi ini tidak sepenuhnya efektif, masih terdapat masalah terkait kedaulatan negara – negara tersebut yaitu tentang akan dibawa ke wilayah mana daerah kashmir yang terletak diantara negara pakistan dan negara india. kashmir menjadi pusat konflik dikarenakan kashmir ini merupakan satu – satunya wilayah sumber daya air bagi kedua negara yang terlibat. untuk mendapatkan power yang diinginkan oleh kedua negara tersebut maka negara india dan negara pakistan melakukan serangkaian tindakan.
            dari masalah pemecahan negara hingga perebutan wilayah kashmir, menurut saya ini merupakan kepentingan dari masyarakatnya masing – masing sedangkan para pemimpinnya hanya sebagai wakil dari pemerintahannya untuk meraih tujuannya tersebut. karena hal ini adalah perebutan sumber daya air yang merupakan kebutuhan pokok. kemudian sumber untuk mengetahui bahwa negara tetangganya memiliki kepentingan pada wilayah kashmir adalah dengan melakukan tindakan tertentu ke wilayah kashmir dari negara yang terlibat untuk memancing respon, jadi jika ada respon maka negara perespon tersebut dapat dikatakan berkepentingan pada wilayah tersebut (reciprocity).
            kedua negara memperlihatkan power yang cukup besar hingga kedua negara ini menjadi pusat pembicaraan ketika akan membahas tentang masyarakat budaya politik asia selatan. salah satu yang dilakukan negara india adalah dengan meningkatkan ekonominya dengan berdagang, dari ekonomi yang didapatkan dan sumber daya uranium yang ada, maka negara india menciptakan senjata nuklir untuk security negaranya serta beraliansi dengan AS yang mana merupakan negara hegemon, seperti pada tahun 2001 tentang perbaikan hubungan kerjasama bilateral AS – india. sebenarnya tindakan ini bertujuan untuk melakukan ancaman kepada negara rivalnya secara tidak langsung (deterrence). akibat dari tindakan ini mengakibatkan security dilemma pada pakistan dengan melakukan hal yang sama.
            selain itu kedua negara saling melakukan taktik dalam konfliknya. seperti tindakan ekspansi, masing – masing dari negara tersebut melakukan perluasan dengan cara mendirikan dan meletakkan pos – pos militer di wilayah kashmir dengan alasan bahwa maksud dari tindakan tersebut untuk menjaga daerah kashmir jikalau terdapat ‘kecurangan’ dari negara rival. oleh karena itu, terdapat istilah kashmir india dan kashmir pakistan yang mana maksudnya kashmir yang sebagian ikut india dengan penjagaan di kashmir oleh militer india dan sebaliknya.
hal ini juga diperkuat dengan mackinder’s heartland theory dalam artikel “The Heartland Theory and the Present-Day Geopolitical Structure of Central Eurasia” dari (http://www.silkroadstudies.org/new/docs/publications/1006Rethinking-4.pdf, pada pukul 21.00, rabu 10 agustus 2011) yang menyebutkan bahwa ‘siapa yang menguasai pivotasea/ eropa timur bagian tengah, maka modal yang bagus untuk memperluas wilayahnya.’ jadi disini yang dimaksud dengan eropa timur bagian tengah adalah daerah core atau wilayah kashmir, dengan menguasai daerah tersebut maka negara yang menguasai tersebut akan memudahkan untuk memperkuat diri karena keadaan tersebut mendukung tindakan struggle of power yang dilakukan oleh negara.
jadi dapat dijabarkan kekuasaan negara – negara yang terlibat. negara india dengan luas wilayah yang lebih besar dari wilayah negara pakistan, yaitu 3.1 million sq km untuk india dan 796,095 sq km untuk pakistan; populasi india 1.2 billion (UN, 2010) dan populasi pakistan 184.7 million (UN, 2010) dan negara india dan pakistan sama – sama memiliki potensi nuklir. Lantas mengapa negara india tidak menggunakan force secara langsung dalam konflik ini?
seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa neorealis menyarankan selfhelp jika ingin bertahan dengan cara meningkatkan powernya masing – masing. sehingga negara akan saling berlomba memperkuat diri, jadi negara yang akan melakukan tindakan agresi ke negara lain akan berpikir banyak kali sebelum melakukannya. hal ini akan mengakibatkan pencegahan konflik yang lebih berlanjut lagi. jika terdapat negara satu yang menyerang negara lainnya maka dapat dipastikan kedua negara yang konflik akan sama – sama mengalami kerugian yang dikarenakan sama – sama kuat. hal ini yang mendasari tingkah laku negara india yang hanya sebatas fokus pada peningkatan powernya tetapi tidak untuk menyerang. perang yang terjadi antara india dan pakistan hanyalah bentuk pembelaan dari negara yang terserang, itu saja yang diserang bukan negara rivalnya melainkan wilayah konflik yang menjadi target. seperti dalam tiga perang dari empat perang yang terjadi, yaitu perang india – pakistan 1947, perang india – pakistan 1965 dan perang india – pakistan 1999. (sumber: http://pensa-sb.info/wp-content/uploads/2011/01/LATAR-BELAKANG-PROSES-DARI-KONFLIK.pdf, pada pukul 22.10, rabu 10 agustus 2011).



KESIMPULAN

            konflik india dan pakistan menjelaskan tentang pemikiran – pemikiran dari neorealis. negara india dan pakistan saling melakukan tindakan memperkuat diri sebagai gambaran dari selhelp dengan cara struggle of power. entah itu meningkat militernya saja atau dengan melakukan ekspansi untuk perluasan geopolitiknya. dari potensi – potensi yang dimiliki oleh negara – negara tersebut, terdapat perbedaan yang cukup jauh antara negara india dan negara pakistan. negara india yang memiliki keunggulan wilayah dan jumlah populasi yang lebih tinggi dari negara pakistan, ternyata bukan merupakan suatu ukuran penjaminan bahwa negara yang lebih besar akan memenangkan peperangan. karena dengan keadaan geografi yang lebih sempit dan lebih luas, tetap masih memiliki kekurangan masing – masing. keadaan geografi yang besar dengan populasi yang besar sebagai contohnya, akan menimbulkan masalah baru bagi negara yang mana sebagai konsekuensi. seperti dalam buku ‘hubungan internasional perspektif dan tema’ oleh jill steans dan lloyd pettiford, hal.64, bahwa orang adalah mulut yang harus diberi makan dan otak untuk dididik hingga menempatkan beban yang terlalu berat bagi sumber daya alam.
sebenarnya pemikiran neorealis yang selfhelp ini, dalam hubungan internasional bukan untuk menciptakan perdamaian melainkan untuk keamanan suatu negara dan kelangsungan hidup negara. india dan pakistan yang saling berkonflik hingga sekarang masih tetap keadaannya, selama ini mereka hanya meningkatkan powernya agar bisa bertahan dan menjaga dirinya dari ancaman negara – negara lain. bahkan jika perlu kedua negara ini rela melakukan yang namanya perang hanya untuk survival. sebagai contoh india dan pakistan yang berperang dalam memperebutkan wilayah kashmir, sebenarnya mereka berperang bukan untuk menuju perdamaian melainkan hanya ‘membela’ apa yang seharusnya menurutnya itu miliknya, jadi hanya untuk menjaga kedaulatannya saja.
pemikiran dari neorealis ini akan menyebabkan timbulnya ketakutan pada suatu pihak atau negara untuk menyerang negara lain dikarenakan masing – masing negara sama – sama kuat. sebagai contoh mengapa india dengan keadaan power yang lebih kuat, tidak menyerang pakistan secara langsung? karena kedua negara tersebut memiliki potensi nuklir jadi dapat dibayangkan jika negara india menyerang negara pakistan, tentu akan terjadi yang namanya perang nuklir yang jelas merugikan kedua belah pihak.
           
REFERENSI











THUCYDIDES(1988), THE PELOPONNESIAN WAR, NEWYORK: NORTON

STEANS, JILL  & PETTIFORD, LLOYD, HUBUNGAN INTERNASIONAL:PERSPEKTIF DAN TEMA,YOGYAKARTA: PUSTAKA BELAJAR

No comments: